Kenapa Harus Ta'aruf

Assalammuaikum Ukhti
Ukhti tau ngga sekarang ini banyak banget diantara kita yang lagi dilema antara pacaran dan ta’aruf

Pacaran…? Hari gini gg punya pacar?
Di zaman globalisasi ini, sering kita sebagai muslim/muslimah dipertanyakan?
“punya pacar?”, “punya mantan berapa?”, “koleksi loe uda berapa?” ato mungkin “uda ngapain aja sama si ayank?”…..Betul gg….? Katanya kalo ngga punya pacar ngga gaul.

Apa seperti itu gaul yang sehat? Apa Islam gak punya tuntunan dalam bergaul? Jawaban ADA, termasuk menyikapi rasa cinta. Rasa cinta itu memiliki makna yang luas, gak cuma mencakup cinta sesama  lawan jenis ajh. Cinta terhadap diri sendiri (bukan egois), cinta terhadap orang tua, cinta terhadap sesama dan CINTA yang PALING HAKIKI adalah Cinta pada Dzat Yang Maha Kekal, Allah Subhana wa Ta’ala.

Lalu, bagaiman pandangan Islam Sebenarnya tentang ini ? Dan bagaimana “pacaran yang sesuai dengan syariat?

Abu hurairah r.a., dan Nabi saw bersabdah “ Nasib anak Adam mengenal zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Duam mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan, zinanya memengang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.”( Hadis Shahih Muslim no.2282)

Jika kita melihat dari Hadis Shahih Muslim tersebut, sudaj jelas bahwa pacaran itu adalah zina. Jadi Ukhti pacaran Itu sumber nya zina , yang dimulai dari zina kecil, tapi semua menjadi pintu untuk melakukan zina besar (making love).

Hukum Zina
Al-Imam Ahmad berkata:”Aku tidak mengetahui sebuah dosa setelah dosa membunuh jiwa yang lebih besar dari zina.”

Dan Alloh menegaskan pengharamannya dalam firmanNya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali  dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang – orang yang bertaubat ....” (Al-Furqan : 68-70)

Banyak remaja sekarang yang terjebak dengan tipu muslihat syaitan dengan cara berpacaran. Padahal sudah jelas hal tersebut dilarang dalam agama, sebab akibat yang ditimbulkannya pun bukan hanya berdampak buruk pada sang pelaku, namun juga buruk bagi masyarakat, agama dan lainnya.

Berbeda dengan kaidah yang telah diajarkan dalam agama, jika seorang pemuda telah merasa cocok dan ingin menjalin hubungan yang lebih serius lagi, maka islam telah memberikan jalan dengan cara ta’aruf. Ingat… ta’aruf bukan pacaran.

FIRMAN ALLAH :
“Hai anak Adam, janganlah sekali – kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan keduannya pakaiannya untu8k memperlihatkan kepada keduanya auratnya, sesungguhnya Kami telah menjadikan setan – setan itu pemimpin – pemimpin bagi orang – orang tidak beriman” Qs. Al-A’raf : 2

Kalo ngga pacaran gimana bisa tau sifat baik buruknya pasangan kita ?

Ngga usah takut Ukhti , dalam Islam juga ada perkenalan antar pasangan nama nya Ta’aruf. Ukhti jangan salah kaprah ya Ta’aruf beda dengan pacaran, Ta’aruf yang sesuai dengan syariat agama itu tidak mengenal khalwat. Ta’aruf jauh lebih aman dan lebih indah.

Kenapa harus memilih untuk ta’aruf dibandingkan dengan berpacaran?

Pertama, ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah . Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.

Kedua, ta’aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya . Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh) he he he.

Ketiga, dengan ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya . Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?

Keempat, melalui ta’aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan . Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.

Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama . Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan ”digantung” pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.

Keenam, dalam ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan . Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.

Nah ternyata ta’aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, …kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya.




Wasalammualaikum Ukhti

Komentar

Postingan Populer